Tuesday, January 22, 2019

BANGGA MENJADI KADER HMI


      


      Awal kali penasaran dengan organisasi ini, pas waktu itu mbak laras ke kelas ku aku mulai tertarik, terus ngajak temen kelas yang kebetulan dekat sama aku untuk coba coba ikut LK (latihan kepemimpinan) tahap awal. Beberapa hari berfikir gimana, jadi ikut daftar nggak yaaa, terus sesekali tanya ke temen itu, ternyata kebetulan LK 1 ini barengan sama kegiatannya IPPNU dan dia daftar, akhirnya dia bilang “kamu aja zi yang ikut, gak papa ada fadhiyah. Daftar o”, dari situlah aku mulai kontak mbak laras untuk daftar LK 1 ini.


      Nah, di LK 1 ini sedikit demi sedikit rasa penasaran ku mulai hilang dengan adanya pemaparan materi mengenai HMI. Aku mulai tau organisasi HMI itu apa, asal mula berdirinya HMI, HMI termasuk Muhammadiyah atau NU, dll. Kerena sempat aku tergoyah untuk jadi daftar atau tidak, karena ada temen yang bilang kalau HMI ini organisasi yang “keras, mengajak yang nggak benar, keluar dari ajaran islam, dll”, alhamdulillahnya teman deketku itu memotivasi untuk nggak dengerin apa yang udah temen ku bilang tentang HMI, yang intinya aku disururh tetep lanjut buat daftar jangan tergoyahkan yakin kalau HMI itu nggak kayak gitu, kalaupun kayak gitu yaa tinggl keluar aja, nggak usah ikut lagi.



      Nah setelah LK 1 aku bisa menjelaskan ke temen temen kalau HMI itu bukan Muhammadiyah juga bukan NU, apalagi HTI, atau apalah itu. HMI ini campur, netral, menerima perbedaan dan mengambil yang positifnya, intinya HMI itu nggak akan keluar dari ajaran islam. Anggota HMI ini juga ada yang orang Muhammadiyah, NU, tapi bagusnya disini kita menerima bukan malah membanggakan hanya golongannya saja.



       Kalau pribadi dari garis keturunan aku ini NU, tapi aku ini pernah belajar di semua, pernah belajar di Muhammadiyah, di Hidayatullah, di HTI pun aku juga pernah, tapi disitu membuat aku bisa toleransi dan mengerti, semua punya ciri tersendiri. Aku paling nggak suka kalau sudah berselisih hanya karena beda golongan dan saling membanggakan golongannya, dan di HMI ini aku dapat itu semua, bisa toleransi dengan cara mendiskusikannya.

     Walau temen temen kelas ada beberapa yang masih sering bilang kalau aku ini ikut golongan Muhammadiyah hanya karena ikut HMI, dalam hati aku selalu tertawa ketika ada yang bilang seperti itu. Pesan ayah Cuma satu ke aku “selama itu baik dan tidak pernah keluar dari ajaran islam mbak nuzi ikuti, semoga bisa menjadi salah satu tombaknya mbak nuzi buat bermasyarakat”.

       Bangga sekali aku jadi kader HMI, karena selalu mengupgrade setiap minggunya dengan adanya kajian, dan disinilah wadah untuk mempersatukan pemikiran antar golongan. Semoga HMI selalu jadi keluarga ku, dalam hal memotivasi untuk selalu menambah wawasan islam, dll. Harapan ku buat HMI, selalu tingkatkan kualitas kadernya, jangan pernah bosan untuk mengingatkan adek adek kadernya ini, kayak aku, hehe, yang sabar, ini pesan untuk kanda dinda ku yang tercinta, hehe. Harapan lain, semoga kanda hilman dan semua pengurus bisa semaksimal mungkin untuk tetap menghidupkan HMI ini, semangat selalu, semangat seperti semangatnya cak Opes waktu itu.



Nama : Husnuzia Najmatul F.














Sunday, January 13, 2019

Pentingnya Diskusi dalam Organisasi



Pentingnya Diskusi dalam Organisasi
Oleh: Indah Veriawati






Kata diskusi mungkin sudah tidak lagi asing untuk didengar terutama untuk kaum milenial, satu kata yang bisa saja berbuah baik atau bahkan menimbulkan perpecahan jika penikmat diskusi tidak bisa menerima dengan baik proses dari diskusi itu sendiri. Diskusi adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh lebih dari satu orang guna membahas dan menyelesaikan suatu masalah atau menarik benang merah dari suatu pembahasan dengan berbagai pertimbangan untuk mencapai tujuan tertentu.
Organisasi juga tak kalah bersaing dengan diskusi, organisasi adalah suatu wadah untuk menampung banyak kepala dengan kepribadian dan karakter, menampung berbagai isi kepala, bahkan untuk sebagian orang organisasi adalah tempat untuk menyalurkan keinginan peribadi yang ditujukan untuk kebaikan bersama atau pribadi.
Banyak orang yang memiliki minat sangat tinggi dalam organisasi, tak jarang orang yang berpendapat bahwa pola pikir dan tingkah laku seseorang tidak akan berkembang begitu saja jika hanya mengandalkan pendidikan dibangku sekolah. Faktanya pendapat tersebut tak bisa disalahkan karena dengan memiliki keyakinan untuk berubah dan tekad untuk masuk dalam sebuah organisasi maka secara tidak langsung seseorang akan belajar banyak hal dalam organisasi tersebut.

Ketika masuk dalam sebuah organisasi maka ada hal penting yang harus dicamkan dalam setiap diri bahwa “Kau sudah terjebak dalam suatu tempat di mana otakmu akan dipadukan dengan otak orang lain. watak yang sudah kokoh dalam dirimu mungkin akan dirubuhkan dengan karakter yang lain dan kepentingan pribadi yang sudah kau rancang akan dijatuhkan bahkan dipendam demi kepentingan banyak orang”.


Namun, apakah setiap orang sudah memahami betapa pentingnya sebuah diskusi dalam organisasi?
Banyak yang berpendapat bahwa tak sedikit orang yang hadir dalam diskusi hanya mencantumkan nama tanpa mau mengerti apa alasan dari adanya diskusi tesebut. Pendapat tersebut tak bisa di salahkan namun pendapat itu harus diluruskan. Mungkin memang ada beberapa yang datang dalam sebuah diskusi hanya mencantumkan nama namun, itu hanya sebagian kecil (menurut saya) sisanya mereka memang pada dasarnya memiliki antusias yang tinggi dalam mengikuti suatu diskusi.
Perihal mereka hanya bisa mendengarkan tanpa berpendapat sebenarnya dalam benak mereka ada hal penting bahkan mungkin sangat menakjubkan jika apa yang ada dalam benak mereka diutarakan. Hanya saja mereka memerlukan rasa percaya diri yang lebih tinggi untuk menghilangkan rasa nervous yang menguasai diri mereka. Untuk menghiangkan rasa nervous tersebut tidak bisa jika serta merta atau langsung pada hari dan di tempat itu juga, mereka memerluan bimbingan, dorongan, bahkan latihan untuk bisa mengutarakan pendapat mereka. Untuk mereka yang paham betul tentang bagaimana cara membimbing dan mensuport anggota diskusi mereka pasti memiliki cara tersendiri supaya anggotanya bangkit dari zona nyamannya.
Diskusi merupakan bagian penting dalam organisasi bahkan diskusi sangat diperlukan dalam segala aspek kehidupan dengan tujuan agar pilihan atau keptusan yang diambil tidak berdampak buruk untuk dirinya sendiri maupun orang lain.
Di sini saya akan membahas tentang bagaimana pentingnya diskusi dalam sebuah organisasi. Seperti yang saya paparkan di atas bahwa organisasi adalah sebuah wadah untuk itu, ketika memutuskan untuk masuk dan menjadi bagian dari organisasi maka harus siap dengan segala kemungkinan yang terjadi. Dalam sebuah organisasi tidak bisa seseorang memutuskan apapun secara sepihak, segalanya harus melalui proses diskusi terlebih dahulu baik diskusi dengan mengikut sertakan seluruh anggota organisasi ataupun hanya beberapa anggota inti dari organisasi tersebut.
Dalam diskusi semua anggota dibebaskan untuk berpendapat dan mengeluarkan apapun yang ada dalam otak mereka dengan mempertimbangkan kemashlahatan bersama tentunya. Namun tidak semua pendapat disambut dengan hangat, pasti ada pendapat yang di kritik, disanggah atau bahkan dihujat saat itu juga.

Ketika proses diskusi berlangsung ada aturan yang harus dipatuhi oleh peserta diskusi yaitu diskusi dipimpin oleh seorang moderator yang artinya, bagaimana proses diskusi itu berlangsung tergantung bagaimana seorang moderator menunjukkan kelihaiannya dalam memimpin diskusi. Pertanyaan, pendapat atau bahkan sanggahan hanya bisa dungkapkan jika sang moderator mempersilahkan.


Sebagai anggota diskusi harus menyadari bahwa dia berada dalam suatu area di mana dia dituntut untuk berfikir dan berpendapat. Namun sebagai anggota diskusi pun harus tahu bagaimana etika dalam berdiskusi, dia harus menerima kritik maupun saran yang ditujukan untuknya.
Sebagai peserta diskusi terutama dalam organisasi HMI maka seorang kader harus memahami bahwa semua akan berjalan baik jika suatu pemikiran ataupun tindakan didiskusikan terlebih dahulu. Diskusi bukan hanya tentang kamu hadir dan mencantumkan nama tapi di situ kader dituntut untuk menyampaikan pendapat yang memenuhi otak saat itu. Kalaupun kader belum bisa menyampaikan pendapat setidaknya pada saat itu juga pola pikir seorang kader akan berubah tentang bagaimana dia melihat orang lain, bagaimana cara berfikirnya dan bagaimana cara dia mempengaruhi orang lain melalui pendapatnya tersebut.
Untuk melatih bagaimana cara berdiskusi yang baik tidak perlu muluk-muluk dalam menyampaikan materi untuk didiskusikan, bisa dengan materi ringan seperti apa yang akan kader lakukan, apa yang diinginkan dari HMI, apa yang akan dia berikan untuk HMI, atau bahkan perkara pribadi yang lain yang memang perlu untuk didiskusikan. Belajar diskusi juga bisa dengan cara mendengarkan dan melihat terlebih dahulu bagaimana prses diskusi berlangsung yang kemudian dipraktikkan secara perlahan.



#hmikomdakwahbangkit18-19
#hmicabangsurabaya
#pbhmi
#hmicerdas